OTTAWA – Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Kanada kembali memanas setelah Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan kebijakan tarif baru bertajuk “Liberation Day“ pada 2 April.
Kebijakan ini langsung mengguncang industri otomotif Kanada, salah satu sektor yang paling bergantung pada hubungan dagang lintas batas dengan Amerika. Dampaknya terasa cepat, terutama di sektor manufaktur otomotif.
Tak lama setelah pengumuman tersebut, sekitar 6.000 anggota serikat pekerja Unifor menerima surat pemberitahuan pemutusan hubungan kerja (PHK) sementara.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagian besar pekerja tersebut berasal dari fasilitas milik Stellantis di Windsor, Ontario—produsen otomotif besar yang kini terpaksa menghentikan operasional pabriknya selama dua minggu.
Kebijakan tarif Trump tidak memberikan pengecualian bagi Kanada, meskipun puluhan negara lain mendapat jeda selama 90 hari.
Bahkan, produk kendaraan bermotor dari Kanada dikenakan tarif terpisah sebesar 25 persen, yang dinilai sangat memberatkan industri dalam negeri.
Di sisi lain, pemerintah Kanada pun mengambil langkah balasan dengan memberlakukan tarif 25 persen terhadap kendaraan dari AS, terutama yang tidak memenuhi standar kandungan lokal sesuai ketentuan dalam perjanjian United States-Mexico-Canada Agreement (USMCA).
Lana Payne, Presiden Unifor, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap efek jangka panjang dari ketegangan dagang ini.
Dalam wawancaranya dengan Bloomberg, ia menekankan bahwa tekanan tarif seperti ini tidak hanya akan memukul sektor manufaktur besar, tetapi juga akan memengaruhi pemasok komponen kecil yang tidak memiliki ketahanan finansial kuat.
“Semakin lama berlangsung, dampaknya akan semakin luas. Yang saya khawatirkan adalah PHK sementara berubah menjadi PHK berkepanjangan,” ujarnya.
Selain mengganggu produksi, tarif ini juga berpotensi merusak rantai pasok otomotif di kawasan Amerika Utara yang selama ini saling bergantung.
Banyak kendaraan yang diproduksi di Kanada mengandalkan komponen dari AS dan sebaliknya.
Dengan pembatasan tarif, biaya produksi meningkat drastis dan efisiensi rantai distribusi menurun.
Analis industri memperkirakan bahwa jika perang dagang ini tidak segera diredam, maka sektor otomotif Kanada bisa mengalami penurunan produksi dalam skala besar, dengan konsekuensi kehilangan investasi asing dan turunnya daya saing di pasar global.
Pemerintah Kanada pun didesak untuk segera melakukan negosiasi ulang demi melindungi ribuan lapangan kerja yang terancam (*).
Arya | Editor: Yudi Kurniawan