Kisah Ki Hajar Dewantara: Bapak Pendidikan Indonesia yang Hanya Tamat SD

- Editor

Sabtu, 3 Mei 2025 - 23:26 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Potret Ki Hajar Dewantara di kediamannya di Yogyakarta, sekitar tahun 1950-an, saat aktif menulis dan mengembangkan pemikiran pendidikan nasional. (Foto: Istimewa).

Potret Ki Hajar Dewantara di kediamannya di Yogyakarta, sekitar tahun 1950-an, saat aktif menulis dan mengembangkan pemikiran pendidikan nasional. (Foto: Istimewa).

GASINGNEWS.COM – Di balik gelar “Bapak Pendidikan Nasional”, tak banyak yang tahu bahwa Ki Hajar Dewantara sejatinya tidak pernah menyelesaikan pendidikan tinggi.

Sosok yang hari lahirnya diperingati setiap 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional ini justru hanya sempat mengenyam bangku sekolah dasar, dan bahkan pernah putus kuliah.

Lalu, bagaimana mungkin seseorang dengan latar pendidikan terbatas mampu menggagas sistem pendidikan nasional yang inklusif dan visioner?

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lahir dengan nama Soewardi Soeryaningrat pada 2 Mei 1889, ia berasal dari keluarga bangsawan keraton Paku Alam, Yogyakarta.

Namun nasib ekonomi keluarganya berubah drastis, membuatnya tak lagi memiliki hak istimewa layaknya anak-anak aristokrat lainnya.

Baca Juga:  Jadwal MotoGP Belanda 2025 Malam Ini: Siaran Langsung Trans7

Alih-alih dikirim belajar ke Belanda atau masuk sekolah tinggi bergengsi seperti Hoogere Burgerschool (HBS), Soewardi hanya bisa menempuh pendidikan di Europese Lagere School (ELS), sebuah sekolah rendah yang saat itu lebih banyak diperuntukkan bagi anak-anak Eropa.

ELS yang ia masuki sebenarnya tergolong sekolah elite untuk ukuran bumiputra.

Hanya segelintir anak pribumi beruntung yang diperbolehkan masuk, dan itu pun dengan syarat ketat. Di sanalah Soewardi mengukir dasar pendidikannya.

Setelah lulus, ia melanjutkan ke STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen), sebuah sekolah kedokteran bagi pribumi yang setara dengan universitas masa kini.

Namun langkahnya terhenti di tengah jalan.

Tubuh yang rapuh membuatnya sering jatuh sakit dan absen terlalu lama.

Baca Juga:  Jalin Sinergiritas, Kasat Reskrim Polres Torut Ngopi Bareng Dengan Awak Media

Beasiswa dicabut, dan Soewardi pun harus meninggalkan bangku kuliah tanpa gelar apa pun.

Namun kegagalan akademik itu tidak memadamkan semangatnya.

Justru dari keterbatasan itulah semangat perjuangan lahir.

Ia meniti jalan hidup dari buruh pabrik gula, juru tulis di perkebunan, hingga menjadi wartawan.

Lewat pena, ia menyuarakan ketidakadilan kolonial, membela hak pribumi untuk belajar dan berpikir merdeka.

Puncak perjuangannya di bidang pendidikan lahir ketika ia mendirikan Taman Siswa pada 1922 di Yogyakarta.

Sekolah ini menjadi pelopor sistem pendidikan alternatif yang tak memandang ras, kelas, maupun status sosial.

Di dalamnya, Soewardi yang kemudian dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara—mengembangkan filosofi pendidikan yang kini abadi: Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.

Sebuah panduan mendidik yang menempatkan guru sebagai panutan, penggugah semangat, dan pemberi dorongan.

Baca Juga:  Jalin Sinergiritas, Kasat Reskrim Polres Torut Ngopi Bareng Dengan Awak Media

Tanpa gelar akademik tinggi, Ki Hajar justru melahirkan warisan intelektual yang menjangkau generasi demi generasi.

Ia membuktikan bahwa kecerdasan dan pengaruh tidak semata-mata diukur dari panjangnya pendidikan formal, tapi dari kemauan untuk terus belajar dan mengabdi.

Ki Hajar Dewantara wafat pada 26 April 1959. Beberapa bulan setelahnya, pemerintah Indonesia menetapkan tanggal kelahirannya sebagai Hari Pendidikan Nasional, sebagai penghormatan abadi atas jasanya membangun pondasi pendidikan Indonesia yang merdeka dan manusiawi (*).

Editor: Arya Rahman

Berita Terkait

Jadwal MotoGP Belanda 2025 Malam Ini: Siaran Langsung Trans7
Jalin Sinergiritas, Kasat Reskrim Polres Torut Ngopi Bareng Dengan Awak Media
Pangdam XIV Hasanuddin Terima Kunjungan Deputi I BNPT RI di Makodam
Kasdam XIV Hsn Pimpin Sidang Parade Calon Bintara PK TNI AD TA. 2025 Panda Makassar
Marc Marquez Tercepat di Latihan MotoGP Aragon 2025, Ducati Dominasi MotorLand
HPMB Gelar Debat Kandidat, Soroti Isu Kepemimpinan
Prabowo Terima Utusan Inggris, Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Riset
Prabowo Siap Buka Hubungan Diplomatik dengan Israel Jika Palestina Merdeka
Berita ini 11 kali dibaca
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Berita Terkait

Sabtu, 28 Juni 2025 - 13:32 WIB

Polres dan TNI Gelar Senam Bersama Peringati HUT Ke-79 Bhayangkara

Sabtu, 28 Juni 2025 - 12:20 WIB

Bupati Toraja Utara Resmikan D’RJ Toraja Hotel & Convention Hall, Dorong Ekonomi dan Wisata

Jumat, 27 Juni 2025 - 10:54 WIB

Pangdam XIV Hsn Ikuti Jalan Santai Sulsel Anti Mager Bersama Masyarakat dan Forkopimda Sulsel

Jumat, 27 Juni 2025 - 06:17 WIB

Panitia Pemekaran Toraja Timur Berkunjung ke Bupati Toraja Utara, Serahkan SK Kepanitiaan

Rabu, 25 Juni 2025 - 23:56 WIB

HUT Pongtiku Akan Dihadiri Lima Gubernur

Rabu, 25 Juni 2025 - 23:26 WIB

The legend of Pongtiku II Akan Digelar Berikut Rundown Acaranya

Rabu, 25 Juni 2025 - 14:31 WIB

Peserta Bimtek Kepenulisan Berbasis Kompetensi Laksanakan Bedah Buku

Rabu, 25 Juni 2025 - 09:21 WIB

Pastikan Kesiapan Polsek Makale Dalam Pelayanan Kepada Masyarakat, Kapolres Laksanakan Kunjungan Kerja

Berita Terbaru