GASINGNEWS.COM, TORAJA UTARA — Pemerintah Kabupaten Toraja Utara laksanakan upacara peringati Hari Lahir Pancasila yang dirangkaikan Hari Kebangkitan Nasional, di lapangan Bakti Kota Rantepao, Senin (17/6/25).
Bupati Toraja Utara, Frederik Viktor Palimbong menyampaikan hari lahir Pancasila, tidak hanya mengenang rumusan dasar negara, tetapi juga meneguhkan kembali komitmen terhadap nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Lanjutnya, Pancasila bukan sekadar dokumen historis atau teks normatif yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945. Ia adalah jiwa bangsa, pedoman hidup bersama, serta bintang penuntun dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dalam semangat memperkokoh ideologi Pancasila, saya mengajak kita semua merenungkan kembali bahwa Pancasila adalah rumah besar bagi keberagaman Indonesia. Ia mempersatukan lebih dari 270 juta jiwa dengan latar belakang suku, agama, ras, budaya dan bahasa yang berbeda,” terang Dedy sapaan akrab Bupati Toraja Utara saat membacakan Pidato Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila RI, Yudian Wahyudi saat peringatan hari lahir Pancasila 1 Juni 2025.
Ia juga menyebutkan bahwa dalam Pancasila, kita belajar bahwa kebinekaan bukanlah alasan untuk terpecah, melainkan kekuatan untuk bersatu. Mulai dari sila pertama hingga sila kelima, terkandung prinsip-prinsip yang menuntun untuk membangun bangsa dengan semangat gotong-royong, keadilan sosial, dan penghormatan terhadap martabat manusia.
Ia mengungkapkan, dalam konteks pembangunan nasional saat ini, pemerintah telah menetapkan Asta Cita sebagai delapan agenda prioritas menuju Indonesia Emas 2045. Salah satu yang paling fundamental dalam Asta Cita tersebut adalah memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi dan hak asasi manusia.
Memperkokoh ideologi Pancasila berarti menegaskan kembali bahwa pembangunan bangsa harus selalu berakar pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Dalam era globalisasi dan digitalisasi yang semakin kompleks, tantangan terhadap Pancasila pun semakin nyata.
“Kita menyaksikan penyebaran paham-paham ekstremisme, radikalisme, intoleransi, hingga disinformasi yang mengancam kohesi sosial kita. Oleh karena itu, melalui Asta Cita, kita dipanggil untuk melakukan revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam segala dimensi kehidupan: dari pendidikan, birokrasi, ekonomi, hingga ruang-ruang digital,” ungkapnya.
Ia mengajak untuk memerangi hoaks, ujaran kebencian dan provokasi, dengan literasi digital dan semangat gotong-royong.
“Mari kita jadikan Hari Lahir Pancasila ini bukan sekadar seremonial, tetapi momen untuk memperkuat komitmen kita terhadap nilai-nilai luhur bangsa. Jadikan setiap langkah, setiap kebijakan, setiap ucapan dan tindakan kita sebagai cerminan dari semangat Pancasila,” paparnya.
Peringatan Hari Lahir Pancasila ini harus menjadi pengingat bahwa masa depan bangsa berada di tangan kita. Jika kita ingin mewujudkan Indonesia Raya, maka tidak ada jalan lain selain memastikan bahwa Pancasila tetap menjadi jiwa dalam setiap denyut nadi pembangunan.
“Marilah kita terus bergotong-royong, menjaga persatuan, menghargai perbedaan dan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan. Jadikan Pancasila sebagai sumber inspirasi dalam berkarya, berbangsa dan bernegara,” ujarnya.
Ia menambahkan, bahwa peringatan Hari Pancasila saat ini dirangkaikan dengan hari lingkungan hidup dan peringatan hari Kesadaran Nasional.
“Dan peringatan hari lahir Pancasila baru dilaksanakan saat ini mengingat 1 Juni 2025 lalu adalah hari minggu, dan kami juga sementara di Manado. Makanya baru bisa kita rangkaikan hari ini,” tambahnya.