Dalam kesempatan tersebut, jurnalis muda Willy Herman W turut hadir dan terlibat dalam sesi diskusi bersama para pemuda dan pendiri Lapak Baca. Acara ini menjadi ruang kolaborasi bagi anak muda desa untuk berbagi pandangan mengenai pentingnya pendidikan, literasi, dan pembentukan budaya membaca di kalangan generasi remaja.
Diskusi Ringan, Gagasan Besar
Pendiri Lapak Baca menjelaskan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk menciptakan ruang ramah literasi di tengah masyarakat desa yang tingkat minat bacanya masih rendah. Melalui pendekatan santai dan diskusi ringan, para pemuda berupaya menghadirkan suasana yang menyenangkan bagi remaja agar membaca terasa menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Budaya membaca bukan sekadar soal buku, tetapi juga tentang membangun cara berpikir, membuka wawasan, dan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pendidikan,” ujar salah satu pemuda, Kudus, saat sesi diskusi berlangsung.
Mendorong Literasi di Lingkungan Desa
Wilayah Ciranjang-Bojongpicung sendiri dikenal memiliki tantangan dalam pengembangan literasi, terutama di kalangan remaja. Minimnya fasilitas, akses buku, dan kebiasaan membaca menjadi salah satu faktor utama. Melalui kegiatan ini, para pemuda berharap dapat memecahkan masalah tersebut dengan menghadirkan Lapak Baca sebagai wadah belajar dan bertukar pengetahuan.
Willy Herman, yang turut serta dalam kegiatan ini, menilai inisiatif ini sebagai langkah positif. “Gerakan kecil seperti Lapak Baca dapat memberikan dampak besar. Ketika anak muda diberi ruang untuk berdiskusi dan mengenal literasi, perlahan mereka akan membangun kebiasaan membaca yang lebih sehat,” ujarnya.
Harapan dan Rencana ke Depan
Diskusi diakhiri dengan kesepakatan untuk mengadakan kegiatan literasi rutin setiap bulan, termasuk kelas membaca, bedah buku, dan pelatihan menulis kreatif. Tujuannya, agar Lapak Baca tidak hanya menjadi tempat berkumpul, tetapi juga menjadi pusat pengembangan literasi dan pendidikan informal bagi remaja dan masyarakat desa.
Melalui sinergi antara pemuda, komunitas, dan tokoh lokal, diharapkan budaya membaca dapat tumbuh kuat dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.